Buku Pengantar Praktis Pengelolaan Lingkungan Kota
Rp 94.500
Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang WHAT?, bab dua membahas tentang WHY?, bab tiga membahas tentang HOW?, dan bab empat membahas tentang PENUTUP Terdapat beragam definisi kota yang dapat ditemukan dalam berbagai referensi akademik maupun dokumen pemerintahan. Adapun sebagian referensi tersebut menyatakan perbedaan antara istilah kawasan perkotaan (urban) dengan kota (city), sedangkan sebagian referensi lain tidak membedakan penggunaan kedua istilah tersebut. Sebagai contoh, Pardo & Echavarren (2010) menyatakan bahwa di Amerika, urban dan city merupakan suatu istilah yang sama. Adapun sumber yang lain justru menyebutkan urban dan city adalah dua hal yang berbeda dimana istilah city lebih mengacu kepada satuan unit wilayah yang telah ditetapkan untuk memiliki batas wilayah administratif tertentu serta memiliki struktur pemerintahan tersendiri (European Commission, 2011). Sedangkan, istilah urban tidak hanya didasari oleh dimensi politis yang dicirikan dengan adanya batas administrasi dan pemerintahan tersendiri, namun lebih cocok disematkan pada suatu wilayah yang memiliki sifat urban atau meng-kota. Sifat meng-kota yang dimaksud dapat terdiri dari beberapa dimensi, diantaranya populasi, politik dan fungsi (Bugliarello, 2006). Dimensi populasi dicirikan dengan jumlah penduduk yang padat, baik yang berasal dari tingginya angka kelahiran maupun tingginya angka migrasi masuk ke wilayah tersebut. Pendefinisian kawasan perkotaan berdasarkan kepadatan penduduk disampaikan oleh Dijkstra & Poelman (2012), yaitu sebagai area yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/m². Dimensi politik merupakan penetapan suatu wilayah dengan batasan administrasi yang jelas serta memiliki pemerintahan tersendiri. Pengelolaan lingkungan kota mulai menjadi perhatian seiring dengan meningkatnya kesadaran terkait degradasi lingkungan yang seringkali terjadi dan mengganggu keseimbangan ekosistem kota. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa seperti tubuh manusia, kota juga melakukan suatu metabolisme untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya yang dibutuhkan oleh penduduk kota seperti air bersih, oksigen, makanan serta barang merupakan suatu hal yang krusial. Selain itu, pengelolaan limbah hasil konsumsi metabolisme juga hal yang perlu diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak buruk baik bagi manusia maupun bagi makhluk hidup lainnya.
Kirim:
100% Produk Original