Teknologi Bangunan Bertingkat Tinggi Dari Aspek Bentuk Dan Metode Membangun Di Jakarta
Rp 112.000
Rp 96.000
Buku Teknologi Bangunan Bertingkat Tinggi dari Aspek Bentuk dan Metode Membangun di Jakarta ini sangat bermanfaat bagi para dosen, peneliti dan profesional di bidang teknik arsitektur guna menambah wawasan dan pengetahuan ilmu arsitektur mengingat fenomena perkembangan bangunan bertingkat tinggi merupakan fenomena yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti, tidak heran jika Willis (1995) mengeluarkan sebuah buku dengan judul Form Follow Finance yang membahas fenomena bangunan bertingkat tinggi di Chicago dan New York. Buku tersebut menjadi inspirasi penulis di dalam penulisan Buku ini dengan kasus yang berbeda yaitu Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang teknologi bangunan bertingkat tinggi di Jakarta dari aspek bentuk dan metode membangun dari periode 1976-2006, yang dipengaruhi berbagai parameter dan fenomena yang sangat menarik di setiap periodenya.
Perkembangan teknologi bangunan bertingkat tinggi untuk kurun waktu yang ditinjau dibagi menjadi 6 periode, yaitu tahun 1976-1980 (periode I), tahun 1981-1985 (periode II), tahun 1986-1990 (periode III), tahun 1991-1995 (periode IV), tahun 1996-2000 (periode V), dan tahun 2001-2006 sebagai periode VI.
Secara bertahap, kemampuan mendirikan bangunan bertingkat tinggi di jakarta terus meningkat dari tahun 1976 hingga tahun 1997, tetapi tahun 1997–2000 perkembangan metode membangun terhambat seiring dengan krisis moneter. Pada tahun 2001-sekarang perkembangan teknologi mulai meningkat yang dapat dilihat dari ketinggian bangunan dan semakin banyaknya konsultan dan kontraktor nasional yang terlibat dan bahkan sebagai kontraktor dan konsultan utama.
Ada 3 penyebab munculnya fenomena perkembangan teknologi membangun bangunan bertingkat tinggi di Jakarta, dimana pada tahun 1976–1980, 1994–1997, dan 2004-sekarang terjadi perkembangan yang sangat baik, namun pada periode 1980 – 1994 (15 tahun) dan tahun 1997 – 2004, seakan berkembangnya terhenti, atau belum muncul bangunan tinggi yang lebih tinggi. Pertama, perkembangan trend teknologi bangunan bertingkat tinggi di Jakarta banyak dipengaruhi keterlibatan investor asing. Kedua, penguasaan teknologi kontraktor nasional baru mencapai ketinggian bangunan 30-40 lantai, sehingga untuk pelaksanan proyek bangunan bertingkat tinggi dengan ketinggian 40 lantai ke atas perlu bekerjasama dengan kontraktor asing. Ketiga, krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 hingga tahun 2004.
Kirim:
100% Produk Original