Pengetahuan

Apa itu Mass Concrete dan Perbedaannya dengan Beton Biasa

Sekilas mengenal apa itu mass concrete?

Siti Salamah3 Mei 2022

Apa itu Mass Concrete?

Jadi mass concrete adalah setiap volume beton dengan dimensi yang cukup besar yang memerlukan tindakan yang diambil untuk mengatasi pembangkitan panas dan hidrasi semen dan perubahan volume yang menyertainya untuk meminimalkan keretakan. 

Perancangan struktur beton massa umumnya didasarkan pada daya tahan, ekonomi, dan aksi termal dengan kekuatan sering menjadi perhatian sekunder. 

Menurut ACI 207.1 Dokumen ini berisi sejarah perkembangan praktek beton massa dan pembahasan bahan dan campuran massa yang ditempatkan dan dikonsolidasikan secara tradisional dan tidak mencakup beton yang dipadatkan dengan roller.

Menurut ACI 207.2 suatu struktur yang mempunyai dimensi tebal 450 mm atau lebih masuk. Ada yang menyatakan mass concrete memiliki tebal 900 mm, atau rasio antara volume terhadap luas permukaan >1,2.

Secara ringkas mass concrete adalah beton bermassa cukup besar. Salah satu kode yang dipakai sebagai panduan mass concrete yaitu ACI 207.1R-05. Menurut ACI mass concrete merupakan volume beton berdimensi cukup besar, sehingga diperlukan penanganan tertentu yang mengatasi tergenerate-nya panas hidrasi yang besar dan perubahan volume untuk meminimalisir keretakan.

Menurut beberapa sumber, ketebalan suatu beton yang digolongkan sebagai mass concrete memiliki ketebalan lebih dari 1.3 m. Sumber yang lain ada yang menyebutkan diatas 1.5 m - 2 m.  Sampai sekarang referensi yang menyatakan standar dari ketebalan mass concrete sendiri karena di ACI nggak disebutkan ketebalan tertentu.

Apa perbedaan beton biasa lainnya dengan mass concrete ini?

Nah, salah satu yang menjadi karakteristik mass concrete dengan  adalah thermal behavior nya. Massa betonnya yang cukup besar meningkatkan panas hidrasinya. Namun panas tidak terdisipasi secara seragam karena massa beton yang besar.

Maka untuk menghindari keretakan akibat disipasi panas yang tidak merata, diperlukan penanganan khusus. Yaitu ada beberapa cara yang yang dapat dilakukan untuk temperature control diantaranya.

  • Cementitious material content control, memilih tipe atau jumlah material semen untuk meminimalisir potensi generasi panas pada beton
  • Pre-cooling, dilakukan dengan ‘mendinginkan’ material untuk mendapatkan temperatur yang cenderung rendah ketika pengecoran. Ini dapat dilakukan dengan menyiram agregat, penggunaan air es, penambahan es dan nitrogen cair.
  • Post-cooling, mengontrol disipasi panas dari concrete structure. Tahapan ini berada dalam fase perawatan beton. Post cooling dilakukan dengan aliran air dalam pipa.
  • Construction Management, dimana dilakukan usaha untuk melindungi struktur dari perbedaan temperatur yang besar. Adanya thermal expansion pada area core menyebabkan keretakan. Oleh karena itu disipasi panas harus dikontrol. Pengontrolan temperatur dapat dilakukan dengan surface insulation.

Beberapa hal dapat diterapkan untuk temperature control. Pengontrolan suhu slump sebelum penuangan dilakukan untuk memastikan kualitas beton. Dapat pula digunakan sebagai  instrumen tambahan seperti thermocouple dalam monitoring suhu pasca pengecoran. 

Selain kontrol temperatur, management konstruksi berkaitan dengan zonasi serta volume cor, sirkulasi truck mixer, sistem drainase serta perlindungan.

Jadi, mass concrete ini sendiri akan kita temui di dunia konstruksi. Proyek gedung yang menggunakan raft foundation adalah salah satu contoh konstruksi mass concrete.

Share:

0 Komentar