Jalan merupakan unsur sentral dalam membentuk struktur ruang pola pengembangan wilayah. Pembangunan jalan mendorong komunikasi dan interaksi antar masyarakat. Diharapkan dapat membangun toleransi dan menghilangkan kendala yang ada di masyarakat. Hal ini dapat mendukung keseimbangan dan pemerataan pembangunan antardaerah.
Dalam prasarana infrastruktur, perencanaan transportasi memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi pada masa mendatang. Proses perencanaan transportasi dilakukan untuk melihat hubungan transportasi dengan tata guna lahan.
Pola pengembangan lahan menghasilkan kebutuhan transportasi. Pemodelan lalu lintas merupakan tahapan perencanaan transportasi untuk memprediksi kondisi pada masa yang akan datang. Model disusun berdasarkan kondisi eksisting untuk diproyeksikan pada masa mendatang.
Transportasi dan tata guna lahan memiliki hubungan erat. Dianggap membentuk satu landuse transport system. Agar terwujudnya tata guna lahan yang baik, maka transportasi harus terpenuhi dengan baik pula. Sistem transportasi yang macet akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, transportasi yang tidak melayani tata guna lahan tidak akan dimanfaatkan. Suatu rencana kota juga tak pernah lepas dari rencana tata guna lahan dan transportasinya.
Tujuan dari perencanaan untuk melakukan pergerakan penumpang dan barang. Sedangkan di sisi pengembangan lahan, tujuan perencanaan adalah tercapainya fungsi bangunan.
Kedua tujuan tersebut menimbulkan konflik. Hal ini menjadi asumsi mendasar dampak keruangan untuk menjembatani kedua tujuan di atas. Dengan kata lain, proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu sama lain.
“Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi. Sedangkan sistem transportasi disediakan untuk melayani kepentingan masyarakat. Dari asumsi tersebut, perlu kajian mengenai transportasi dan penggunaan lahan.”
Transportasi harus mampu mengedepankan fungsi pelayanan ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk menjamin terpenuhinya peran jalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, penyelenggaraan pembangunan infrastruktur jalan harus dapat berdaya guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelayakan investasi infrastruktur jalan ditinjau dari 3 aspek pokok. Berikut merupakan penjelasan sebagai berikut :
- Aspek teknis perlu dipastikan apakah koridor yang akan dilalui memungkinkan untuk dibangun infrastruktur transportasi telah memenuhi standar kelayakan. Aspek yang terkait dengan tata ruang adalah informasi tentang kondisi geologi lingkungan, topografi, maupun penggunaan lahan. Kondisi tataguna lahan dilihat apakah lahan tersebut dapat dibangun untuk infrastruktur transportasi.
- Analisis dari aspek ekonomi/ finansial terkait dengan perhitungan biaya dan manfaat investasi infrastruktur. Umumnya investasi infrastruktur transportasi dilakukan dengan prinsip ”ship follows trade”, yaitu pembangunan jalan dibangun apabila ada kepastian demand terkait infrastruktu. Kepastian demand ini ditunjukkan oleh volume lalulintas atau aktivitas perekonomian wilayah tersebut.Hal ini penting untuk menghindari adanya unsur spekulasi dan terjadinya risiko kerugian akibat investasi infrastruktur jalan.
- Aspek lingkungan dilihat dari apakah ruas jalan yang akan dibangun melalui kawasan-kawasan yang diperuntukkan bagi konservasi budaya, kawasan lindung atau cagar alam. Kawasan-kawasan tersebut harus dihindari agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Di samping dampak terhadap lingkungan, terdapat juga dampak terhadap tata guna lahan. Contoh yang paling nyata ialah pembebasan lahan untuk pembuatan jalan baru.
Perubahan tingkat pelayanan transportasi akan mempengaruhi jenis tata guna lahan tertentu. Ini mempunyai dampak untuk mengubah tata guna lahan secara parsial. Melainkan, dapat mengubah kualitas kehidupan secara keseluruhan dari suatu daerah akan berwujud lain seperti peningkatan ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, akan memberikan keuntungan kepada masyarakat, disamping keuntungan transportasi yang lebih cepat.
Namun, perlu di analisa terkait kemungkinan peningkatan nilai lahan dengan peningkatan transportasi.
lahan yang berkurang nilainya sebagai akibat peningkatan transportasi. Juga ada kemungkinan peningkatan nilai lahan hanyalah berupa penghematan biaya transport dari fasilitas baru dan kenaikan nilai lahan. Sebenarnya adalah cara lain untuk mengurangi waktu perjalanan dan biaya transportasi lainnya.
Itulah kerterkaitan antara Tata guna lahan dan perencanaan transportasi. Entah itu penggunaan lahan sebagai tata guna lahan yang menjadi sarana infrastruktur transportasi jalan dapat menghasilkan keuntungan atau transportasi yang dapat merubah harga nilai dari tata guna lahan sendiri.