Kreatifitas

Mahasiswa UNS Lakukan Inovasi Membran Oksigenasi pada ECMO Guna Bantu Pasien Covid-19

Penelitian ini mengenai alternatif membran oksigenasi ditinjau dari sisi material dan tingkat optimalisasinya untuk diterapkan pada ECMO, alat bantu nafas bagi pasien COVID-19 dengan gejala kritis berupa ARDS, sindrom gangguan pernapasan akut.

Adenissa Kurnia Putri18 September 2021

Lebih dari satu tahun COVID-19, sejak Maret 2019, menjadi pandemi secara global yang telah melanda lebih dari 200 negara di dunia. Saat ini masih banyak negara di dunia yang berjuang untuk terlepas dari bahaya COVID-19. 

Dikutip dari Worldometer, data kasus aktif di Indonesia hingga saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta kasus, dengan angka kematian  akibat COVID-19 sekitar 21-28% pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Dengan 85% pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami gejala kritis berupa gangguan pernafasan akut atau ARDS (acute respiratory distress syndrome). 

Apa itu ARDS

ARDS merupakan gejala gagal nafas dikarenakan kerusakan pada paru-paru akibat penumpukan cairan. Dapat berisiko kematian jika penderita tidak segera dilakukan penanganan medis. .

Penanganan penderita ARDS dilakukan dengan cara memberikan nafas bantuan dengan alat bantu nafas mekanik, salah satu alat yang optimal yakni dengan menggunakan ECMO (extracorporeal membrane oxygenation). Namun ketersediaan alat ini masih sangat terbatas dikarenakan harga materialnya yang cukup mahal, terutama di wilayah Asia Pasifik. 

Disamping itu, alat ini masih memiliki kelemahan, yaitu membran yang digunakan memiliki masa penggunaan yang pendek dan masih memungkinkan terjadinya kebocoran plasma darah.

Mahasiswa UNS lakukan inovasi membran oksigenasi pada ECMO 

Inovasi ini dikerjakan oleh Jeesica Hermayanti Pratama (S1 Kimia), Atsna Rofida (S1 Kimia), Adenissa Kurnia Putri (Kedokteran), dan Raihan Naufal (S1 Teknik Kimia) melakukan penelitian ini dengan didampingi Dr. rer. nat. Witri Wahyu Lestari, S.Si., M.Sc. (Kimia) selaku dosen pembimbing. Kelompok ini berinisiatif menemukan solusi dengan penelitian terkait inovasi material membran ECMO yang terlapisi oleh etil selulosa dari limbah kertas. Ide ini masuk dalam Program kreativitas mahasiswa (PKM) dan lolos pendanaan Kemendikbud Ristek.

Penelitian ini merupakan sebuah inovasi dari pemanfaatan membran komposit berlapis etil selulosa agar dapat menyelesaikan masalah umur dan kebocoran membran pada ECMO dengan harga yang lebih terjangkau. Harapan dari penggunaan membran komposit polimer mampu meningkatkan kekuatan membran serta memperpanjang durasi pemakaian. Etil selulosa sendiri digunakan untuk menambah biokompatibilitas dari membran, agar tidak menyebabkan reaksi imun oleh tubuh manusia dan mengurangi kontak membran dengan protein penyebab kebocoran membran. 

Pemanfaatan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan

Di sisi lain pemanfaatan limbah kertas dalam sintesis etil selulosa merupakan bentuk pemanfaatan bahan tak guna menjadi memiliki daya jual, serta mengurangi pencemaran. Harapannya hasil penelitian ini bisa membuahkan hasil yang positif dan bisa diterapkan dalam dunia medis dan lingkungan.
 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait