Display panel menjadi kebutuhan teknologi visual digital yang memberikan kenyamanan bagi pengguna. LCD (Liquid Crystal Display) yang menggunakan prinsip kerja fisika terhadap cahaya putih lampu neon yang dapat menghasilkan warna hasil dari refleksi liquid crystal.
Prinsip kerja layar LED (Light Emitting Diode) hampir sama dengan LCD. Bedanya, sumber cahaya berasal dari LED sudah disusun sehingga dapat menyebar keseluruh display.
Penerapan display panel memanfaatkan teknologi OLED (Organic Light Emitting Diode), teknologi display paling canggih saat ini.
Pembagian dan Prinsip Kerja OLED
OLED adalah teknologi display yang memanfaatkan lapisan senyawa organik untuk memancarkan cahaya saat dialiri arus listrik. Senyawa organik berasal dari tumbuhan,hewan maupun proses alamiah. Sebagian besar molekulnya mengandung karbon. Senyawa organik yang digunakan dalam teknologi OLED adalah senyawa dari diamine aromatik.
Lapisan utama OLED terdapat 3 bagian yaitu lapisan kaca, organik, dan katode. Lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi sebagai anode atau positif. Lapisan organik diamine aromatik sebagai pemancar cahaya. Sedangkan, lapisan katode atau negatif yang terbuat dari campuran logam magnesium dan perak.
Secara keseluruhan, lapisan OLED tidak lebih dari 500 nm yang memiliki ukuran 0.5 mm atau 500.000 nm. lebih tipis dibanding selembar kertas. Apabila dibandingkan dengan rambut manusia, ketebalan OLED adalah 1/200 dari rambut manusia.
Berdasarkan tipe lapisan organik, devices OLED terbagi dua yaitu Devices Small Molecule (SMOLED) dan Devices Organic Polymer (PLED atau LEP).
Perbedaan utamanya, struktur SMOLED terdiri dari dua lapis lembaran tipis yaitu Hole Transport Layer (HTL) dan Electron Transport Layer (ETL) untuk mengangkut muatan menuju penghubung antara lapisan tersebut. Sedangkan PLED atau LEP menggunakan bahan PPV (Poly-para-Phenylene Vinylene) dengan ketebalan 100 nm dan ITO sebagai anode an kalsium sebagai katode
Prinsip kerja OLED adalah memanfaatkan arus listrik yang mengalir pada elektrode. Elektron-elektron bergerak dari katode menuju pita konduksi pada lapisan organik. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya lubang di pita valensi. Kemudian anode akan mendorong lubang untuk menuju pita valensi pada bahan organik.
Akibatnya terjadi kelebihan energi dalam bentuk foton cahaya dengan panjang gelombnag tertentu. Nilai arus listrik akan mempengaruhi kecerahan pada OLED. Semakin banyak arus listrik, cahaya OLED akan semakin terang.
Penerapan OLED
OLED diterapkan banyak digunakan pada teknologi seperti televisi, handphone, keyboard, kamera digital, jam tangan digital, laptop, komputer dan layar informasi.
Kelebihan display OLED
- Lapisan yang sangat tipis sehingga lebih ringan dan fleksibel
- Menghasilkan cahaya putih yang terang
- Konsumsi daya listrik rendah sehingga menjadi salah satu teknologi yang ramah lingkungan
- Dapat beroperasi dalam suhu tinggi
Kekurangan display OLED
- Bahan organik dalam OLED dapat rusak apabila terkena oleh air
- Memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan teknologi display lainnya
- Intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup maksimal.