Fun Fact

9 Duka Mahsiswa Planologi Saat Survey Permukiman

Mahasiswa planologi yang pernah survey studio permukiman pasti merasakan hal ini.

Ummu Rahayu23 Mei 2021

Jadi di Jurusan Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota ada yang namanya Studio Permukiman yang mengharuskan mahasiswa survey detail di lapangan bahkan door to door.

Materinya nggak cuma infrastruktur fisik tetapi juga ekonomi, demografi, dan kondisi sosial masyarakat yang kadang nggak ada di data sekunder. Sedihnya buat yang rajin survey beneran bakal menghadapi hal-hal kayak gini nih.

1. Dikira minta sumbangan

Salah sendiri sih nggak pake almamater jadi begitu ngetuk pintu bawa map langsung disambut “maaf nggak nerima sumbangan” atau “mamanya lagi nggak ada”.

2. Dikira Sales

Apabila Anda pakai hem yang modelnya mirip-mirip karyawan kantor mana gitu, siap-siap dengan kalimat “maaf lewat aja mbak”. Fix Anda dikira sales yang mau nawarin barang.

3. Sukur-sukur Ditanggepin Warga

Sukur-sukur dibukain pintu terus diusir secara halus, sukur-sukur ditanggepin dengan muka judes, lah kalo orang rumahnya belagak nggak denger gimana?

4. Dikira Maling, padahal Lagi Survey tempat

Di lapangan kadang kita harus bikin peta manual alias coret-coret peta situasi di kertas, memotret, atau bahkan record video. Nah hati-hati, ada aja yang ngira kalo Anda sedang memetakan kondisi buat ngemaling.

5. Dikira Mau Bangun Jalan

Kadang ada masyarakat yang excited banget pas liat ada yang ngukur jalan dan saluran pake meteran, dikira mau ada proyek, mereka pun dengan semangat bertanya dan ngasi minum. Alhamdulillah.

6. Dikira Ada Dananya

Namanya orang beda-beda. Kadang ada yang nggak mau diwawancara kalo nggak ada duitnya. Tapi sebenernya banyak trik untuk ini sih, misal kasi bingkisan snack atau sedikit pulsa.

7. DIKIRA WARTAWAN

Dokumentasi visual potensi dan masalah lapangan sudah jadi bahan pokok studio permukiman. Hati-hati kalo memotret tumpukan sampah misalnya, bisa aja ada yang nanya, “kapan beritanya keluar mas?”.

8. CARI APA MBAK?

Kondisi lokasi tertentu menuntut kita survey jalan kaki atau naik motor mondar mandir sambil pegang GPS. Nah ada aja masyarakat yang memperhatikan gerak gerik mencurigakan ini.

Mereka nggak sungkan menghampiri dan bertanya apa atau siapa yang kita cari dan pertanyaannya akan beranak pinak. Wajar sih.

9. AWAS PRIVASI

Anda sopan kami segan. Jangan sembarangan memotret bangunan tertentu apalagi rumah orang apalagi rumah kosong orang apalagi rumah orang yang jelas-jelas di depanmu lagi ada orangnya. Setidaknya permisi lah kalo nggak mau diteriakin.

Makanya, kalo survey jangan sembarangan, pakai identitas yang jelas, koordinasi dengan perangkat setempat misal RT/RW, Lurah, Camat. Kalo bisa ada pendampingan dari perangkat desa/kelurahannya. 

Share:

0 Komentar