Pengetahuan

Cara Membuat Penjelasan Tabel dan Diagram yang Berguna

Ini dia cara membuat penjelasan tabel dan diagram yang berguna biar datamu nggak cuma jadi penggembira.

Ummu Rahayu19 Juni 2021

Well, tabel dan diagram tidak lepas dari tugas kuliah atau pekerjaan kita. Masih ingat nggak gimana guru mengajarkan cara membuat penjelasan tabel dan diagram? Biasanya sih diminta menyebutkan kembali angka tertinggi atau terendah. Boring banget nggak sih? Terus apa gunanya angka dalam tabel dan diagram kalau harus dijelaskan lagi lewat narasi?  La gimana kalau nilai tertinggi dan terendah tadi sia-sia? Oke, kalo gitu aku ungkapkan cara membuat penjelasan tabel dan diagram yang berguna biar datamu nggak cuma jadi penggembira.  

1. Tidak Harus Menjelaskan Nilai Tertinggi dan Terendah

Sumber: Unsplash.com/Campaign Creators

Harus banget ya menjelaskan nilai tertinggi dan terendah dalam tabel dan diagram? Sebenarnya tidak harus, kecuali itu berhubungan dengan hasil analisa atau hasil akhir pekerjaan kamu. Kalau nggak ada kaitannya untuk apa kamu jelaskan? Kalau niatnya mau banyak-banyakin halaman sih beda cerita.

Terus gimana kalau yang dijelaskan bukan nilai tertinggi dan terendah? Langsung saja jelaskan nilai yang berkaitan dengan objek penelitianmu atau wilayah yang menjadi fokus penelitianmu. Misal, kamu sedang menyajikan data jumlah sarana dalam satu kabupaten sedangkan wilayah kerjamu hanya di salah satu kecamatannya. Langsung saja jelaskan posisi nilai jumlah sarana di kecamatan tersebut terhadap kecamatan lainnya apakah tertinggi, terendah, atau menengah. Jika nilai tertinggi dan terendah ada di kecamatan lain, kamu tidak perlu menyebutkannya karena itu bukan wilayah kerjamu.

2. Tidak Harus Diberi Penjelasan

Sumber: Unsplash.com/Markus Spiske

Harus banget ya ada penjelasan tiap tabel dan diagram? Kadang kita terjebak dengan pakem ini padahal pembaca tugas kuliah, skripsi, atau laporan kita nanti adalah orang yang sudah cukup pintar membaca angka-angka dalam tabel dan diagram. Kalau tabel dan diagram yang kamu buat sudah cukup simpel dan terlalu mudah dipahami untuk apa harus kamu jelaskan lagi? Boros. Contoh:

Kalau dengan gambar begini orang belum ngerti juga mana nilai tertinggi dan terendah keterlaluan kan? Kecuali, kalau kamu mau menekankan pentingnya penurunan atau peningkatan (tren) sebuah data. Misal, kemacetan di jalan A semakin meningkat dari tahun ke tahun atau jumlah wisatawan di objek wisata X semakin menurun.

Penjelasan atau kesimpulan tabel cukup penting kalau tabelmu terlalu ruwet untuk dibaca, artinya ada banyak data di situ sehingga pembaca tidak bisa memahaminya dalam sekilas pandang. Buatlah narasi yang membantu pembaca memahami apa tujuan kamu menampilkan data pada tabel tersebut.

3. Coba Jelaskan Hubungan Antar-Data

Sumber: Unsplash.com/Scott Graham

Kalau kamu sudah menjabarkan nilai tertinggi dan terendah, so what? Terus ada apa dengan data itu? Kenapa kalau posisinya tertinggi atau terendah? Apakah jumlah sarana harus ditingkatkan supaya setara dengan yang lain? Apakah persebaran penduduk di satu tempat harus disebar ke daerah lain yang kepadatan penduduknya rendah? Apakah daya saing ekonomi wilayah X di bawah rata-rata dan apa yang harus dilakukan kalau kondisinya begitu?

Ketika kamu menyajikan tabel dan diagram yang terpisah, apa hubungannya antara data di satu tabel atau diagram dengan yang lainnya? Apa yang terjadi jika jumlah penduduk wilayah A tinggi sedangkan frekuensi bencana di wilayah tersebut juga tinggi? Kalau begitu apa yang harus dilakukan?

Apa hubungannya tren jumlah penduduk dengan kemiringan lahan permukiman? Apa hubungannya pendapatan daerah di bidang perkebunan dengan panjang jaringan jalan yang diaspal? Apa hubungannya  jumlah sarana pendidikan dan kesehatan dengan perkembangan komoditas X? Apa hubungannya tren jumlah CCTV dengan angka kriminalitas? Apa yang akan terjadi dan bagaimana solusinya?

Nah, semuanya itu kembali kepada apa yang ingin kamu teliti (input), hasil apa yang ingin kamu ketahui (output), dan bagaimana cara mengetahui output tersebut (proses).

4. Setiap Tabel Tidak Harus Diberi Diagram

Sumber: Unsplash.com/Firmbee.com

Ada nggak dari kita yang berpikir setiap tabel harus ditampilkan dalam bentuk diagram? Nggak harus kok. Seperlunya saja. Terlalu banyak tabel dan diagram akan membuat pembaca bosan, boros juga. Kalau mau, coba buat diagram sekaligus di dalam tabel.

Sebenarnya apa sih tujuan membuat diagram? Agar pembaca lebih mudah memahami peringkat atau tren data yang kita sajikan lewat gambaran visual. Jadi, kalau data sudah cukup jelas dalam bentuk diagram tidak perlu ada tabelnya, begitu juga sebaliknya. Tinggal pilih lebih efektif mana, penyajian data lewat tabel atau grafik.

Gimana? Ribet ya? Semoga cara membuat penjelasan tabel dan diagram yang berguna ini benar-benar berguna untuk tugas kuliah, skripsi, atau laporan pekerjaan kamu.

Share:

0 Komentar