Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota alias Planologi belum seterkenal Teknik Sipil dan Arsitektur ya guys. Jadi banyak yang masih belum paham soal prospek kerja dan belajar apa aja di kuliahnya. Memang banyak banget bidang yang harus dipelajari planner dari yang sifatnya fisik sampai sosial ekonomi, kesannya nggak fokus. Nggak heran kalau mahasiswa planologi semester awal jadi galau.
Ini Jurusan Apa? Kok Semua Dipelajari
Udah tau namanya Perencanaan Wilayah dan Kota masih aja ada yang bingung ini sebenarnya jurusan apa? Kok semua dipelajari? Belajar ilmu penduduk iya, emang mau sensus? Belajar geologi iya, emang anak pertambangan? Belajar ilmu tanah iya, emang anak sipil? Belajar pemberdayaan masyarakat iya, jadi bingung bedanya sama fakultas sosial. Belum lagi ada ilmu ekonomi, yaitu ekonomi wilayah dan kota. Terus ada juga materi hidrologi dan pariwisata. Jadi sebenarnya ini jurusan apa?
Kalo Ada Di Planologi Kenapa Harus Ada Arsitek, Sipil, Pengairan, Lingkungan?
Mahasiswa planologi pun bingung saat berhadapan dengan mata kuliah dari jurusan tetangganya seperti arsitektur, sipil, pengairan, dan lingkungan. Ada masa di mana mahasiswa planologi belajar perancangan kota dan perencanaan tapak. Ada juga mata kuliah transportasi di mana mahasiswa belajar tentang sistem jaringan jalan, kategori, dimensi, dan perkerasannya, hingga survey dan menghitung volume lalu lintas.
Belum lagi mata kuliah yang mencakup sistem aliran sungai, drainase, saluran-saluran, banjir, sampai menghitung debit airnya. Ada juga materi tentang kebutuhan air minum dan simulasi jaringan pipa.
Terus, mata kuliah terkait ilmu lingkungan. Di Analisis Dampak Lingkungan, mahasiswa planologi akan diajarkan teori dan isu lingkungan terkini, serta metode yang digunakan untuk menghitung dampak lingkungan.
Di situ kadang ada pemikiran, kalau sudah belajar semua ini, nggak perlu lagi masuk ke jurusan spesifiknya? Eits, tentu beda dong.
Jadi Apa Bedanya Planologi dengan Jurusan Teknik Lainnya?
Maksudnya arsitektur, sipil, pengairan, dan lingkungan. Tentu beda lah. Namanya planner ya belajarnya untuk keperluan perencanaan aja. Artinya planner tetap tahu konsep dasarnya bukan detailnya. Anak planologi bisa aja menentukan konsep rancangan suatu kawasan tapi tidak bisa menentukan bagaimana bentuk lampu jalannya, bagaimana desain kursinya, bagaimana desain muka bangunannya, bagaimana bentuk tubuhnya, karena itu semua ranah anak arsitek.
Planner bertugas menentukan hirarki jalan di suatu wilayah dan menentukan range dimensinya tapi tidak bisa menentukan berapa derajat tikungan yang harus dipakai dan berapa ketebalan aspal atau betonnya karena itu semua ranah anak sipil.
Planner mengerti konsep curah hujan, bisa menganalisis dimana wilayah banjir, dan yang perlu tambahan atau peningkatan saluran drainase tetapi tidak bisa menentukan berapa dimensi saluran yang dipakai, berapa kemiringan salurannya, juga bentuknya karena itu wilayah teman-teman dari jurusan lain.
Planner dibekali ilmu untuk menghitung dampak pembangunan terhadap lingkungan tapi tidak bisa melakukan uji lab karena itu ranah teman-teman yang memang ahli di bidangnya.
Jadi, planner itu memang memahami konsep besarnya. Mereka dibekali dengan ilmu-ilmu pengantarnya tetapi tidak menguasai detailnya. Pekerjaan detail akan diserahkan pada teman-teman dari jurusan yang lebih spesifik.
Tenang, Nggak Perlu Buru-Buru Pindah Jurusan
Jadi, buat yang masih bingung, kaget, galau, jangan keburu hengkang. Nikmati aja dulu. Lama-lama nanti juga tahu tujuannya untuk apa belajar itu semua, karena pengetahuan dasar tersebut memang diperlukan di dunia kerja