Opini

Mengapa Gen Z dan Millenial Lebih Concern Terhadap Lingkungan?

Sebagai salah satu bagian dari generasi muda Indonesia, saya entah mengapa melihat bahwa fenomena kesadaran lingkungan mulai menjalar di generasi muda. Apakah salah? Atau ini merupakan suatu titik yang baik?

Sebelum masuk ke dalam topik utama, marilah kita menyamakan persepsi terlebih dahulu. Generasi milenial dapat dikategorikan sebagai generasi yang lahir mulai dari tahun 1981 hingga tahun 1997. Sedangkan generasi Z adalah generasi yang lahir pada rentang tahun 1998 hingga tahun 2012. Kedua generasi ini sekarang adalah mayoritas dari penduduk dunia dan akan menjadi mayoritas dari penduduk ke dunia setidaknya pada pertengahan dekade 2020-an hingga dekade 2030-an. So, agak sedikit berbeda ya dengan pengertian pemerintah tentang generasi milenial. 

Kembali kepada topik utama, jikalau kita lihat dengan seksama, ada beberapa kemiripan di antara kedua generasi ini. Yang paling menonjol di antaranya adalah kehebatan kedua generasi ini dalam menemukan dan menggunakan Teknologi, serta kepedulian mereka terhadap isu-isu lingkungan. Cukup unik bukan? Di satu sisi, mereka adalah generasi yang pada saat ini jarang bersentuhan langsung dengan lingkungan alam, tetapi di satu sisi mereka adalah generasi yang cukup concern dengan lingkungan alam. 

Lantas jikalau seperti itu, apa yang kira-kira menyebabkan kedua generasi ini memiliki concern terhadap lingkungan hidup? Mari kita bahas bersama.

1. Kenangan Masa Kecil

Tidak dapat dipungkiri kalau kenangan masa kecil selalu berdampak besar dalam perilaku suatu generasi. Sebagai contoh, generasi boomer yang terkenal keras kepala dan selalu merasa benar berlaku demikian karena pada saat mereka kecil, mereka hidup di zaman yang amat sangat tidak aman dan rawan pada peperangan. Hal yang sama pun berlaku bagi generasi Milenial dan Z. Kenangan masa kecil seperti permainan tradisional selalu membekas di bagian alam bawah sadar, yang tentunya membuat mereka dapat mengalami nostalgia akan kenangan tersebut. 

Sehingga perasaan untuk mengulang masa tersebut demi generasi mendatang atau demi mereka sendiri mendorong motivasi mereka untuk terus menjaga lingkungan setidaknya sama seperti ketika mereka kecil. Motivasi ini tentunya merupakan suatu hal yang cukup baik. Ditambah dengan fakta bahwa lingkungan sekarang telah dikotori tentunya membuat mereka memiliki "dendam" untuk mengembalikan lingkungan seperti sedia kala. Hal ini benar-benar terlihat ketika Coronavirus pertama kali melanda dunia. Banyak sekali tweet dan status bertebaran yang memuji tentang bagaimana indahnya dunia ini jikalau tidak ada sampah dan polusi. 

Sayangnya apa yang seringkali diharapkan tidak berjalan sebagai mestinya. Sampah masih menggunung di mana-mana

2. Munculnya Tokoh Penggerak dari Kalangan Anak Muda

Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan yang berasal dari generasi Z

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa faktor kedua adalah munculnya banyak penggerak yang berasal dari anak muda sendiri. Sebagai contoh Greta Thunberg yang menjadi salah satu rolemodel generasi muda akan kepedulian lingkungan. Hal ini juga didukung dengan banyaknya gerakan yang digelar demi kelangsungan lingkungan hidup dan juga pencarian energi bersih yang tentunya berasal dari generasi muda. Dengan banyaknya gerakan ini, tentunya kesadaran masyarakat terutama generasi muda semakin naik mengenai isu lingkungan dan bagaimana lingkungan hidup seharusnya berjalan. 

Kecenderungan anak muda untuk meninggalkan energi kotor tentunya menjadi faktor pendorong mengapa anak muda lebih peduli pada isu lingkungan

 3. Naiknya Tingkat Edukasi Masyarakat

Tidak dapat dipungkiri, naiknya tingkat edukasi masyarakat entah di negara maju maupun masyarakat negara berkembang menunjukan beberapa efek signifikan terhadap kesadaran masyarakat mengenai isu lingkungan. Menurut data yang diberikan oleh Our World in Data, terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap tingkat literasi masyarakat di seluruh dunia.

Pada tahun 1800-an, tentunya di saat eksploitasi alam masih dilakukan secara besar-besaran, populasi masyarakat dunia yang terliterasi dengan baik hanya berada di kisaran 15% dari total penduduk dunia. Itu pun berasal dari negara-negara yang kala itu sudah maju secara ekonomi akibat industrialisasi. Sedangkan pada tahun 2016, masyarakat dunia yang terliterasi dengan baik berada pada kisaran 86%. Tentunya pada masa ini, isu lingkungan sudah semakin gencar dibicarakan. 

Kenaikan tingkat literasi juga tidak dapat dipisahkan dengan naiknya akses terhadap pendidikan

Pada akhirnya, hal ini juga didukung dengan adanya keterbukaan informasi dan akses terhadap teknologi yang tentunya sangat dikuasai oleh kedua generasi ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kombinasi antara kenaikan literasi, keterbukaan informasi, serta penguasaan terhadap teknologi pada akhirnya menciptakan suatu generasi yang memiliki kesadaran lebih terhadap lingkungan hidup. Selain itu, ada pula "kebencian" serta "dendam" terhadap generasi pendahulu mereka yang telah merusak alam demi kepentingan eksploitasi ekonomi. Hal ini pada akhirnya juga mendorong banyak generasi muda kita yang tertarik terhadap bidang-bidang teknik yang berwawasan lingkungan. 

Setidaknya itulah 3 faktor menurut penulis tentang mengapa Gen Z dan Milenial menjadi lebih concern terhadap isu-isu lingkungan yang ada di dunia ini. Meskipun tidak bisa dipungkiri juga ada banyak faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi Gen Z dan Milenial seperti kesadaran di bidang politik dan ekonomi yang jauh muncul lebih dahulu, Namun, setidaknya pencampuran dari ketiga faktor itulah yang paling banyak terjadi dan memainkan peran akan timbulnya kesadaran terhadap isu lingkungan pada generasi muda. 

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait