Penggunaan beton bertulang pada bangunan gedung saat ini semakin umum dilakukan. Beton bertulang memiliki kekuatan tarik dan tekan yang baik sehingga mampu menahan beban yang cukup besar.
Namun, perlu dilakukan analisis kelayakan struktur beton bertulang sebelum konstruksi dimulai. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode persyarat.
Pada bangunan gedung, salah satu elemen struktur beton bertulang yang penting adalah balok. Balok bertulang berfungsi sebagai penopang beban dan sebagai penghubung antara kolom. Oleh karena itu, kelayakan struktur balok harus diperiksa dengan cermat menggunakan metode persyarat.
Misalnya, sebuah gedung memiliki balok dengan dimensi 25 cm x 50 cm dan panjang 6 m. Beban yang akan bekerja pada balok adalah beban mati (beban balok) dan beban hidup (beban yang ditimbulkan penghuni gedung). Beban mati dapat dihitung dengan mengalikan volume balok dengan densitas beton. Beban hidup dapat dihitung dengan memperhitungkan jumlah penghuni dan bobot per unit luas.
Setelah beban ditentukan, dapat dilakukan perhitungan gaya-gaya internal pada balok. Kemudian, dilakukan analisis kekuatan dengan memperhitungkan momen, tegangan, dan deformasi. Penentuan faktor keamanan memperhatikan persyaratan kekuatan tarik dan tekan beton serta baja, dan faktor keamanan.
Metode persyaratan
Metode persyaratan adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan struktur bangunan. Metode ini mengacu pada SNI 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Langkah pertama: identifikasi beban
Beban yang harus dipertimbangkan adalah beban mati (dead load) dan beban hidup (live load). Beban mati adalah beban yang disebabkan struktur bangunan seperti lantai, dinding, dan atap. Beban hidup disebabkan oleh penghuni gedung.
Langkah kedua: perencanaan struktur
Perencanaan struktur harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam SNI 1726-2012. Persyaratan ini mencakup beban minimum, faktor beban, faktor material, faktor keselamatan, dan persyaratan geometrik.
Langkah ketiga: analisis struktur
Analisis struktur bertujuan untuk memastikan bahwa struktur bangunan mampu menahan beban yang ada. Analisis struktur dapat menggunakan metode elemen hingga (finite element method) atau metode analitis. Analisis struktur perlu memperhatikan kekuatan tarik, kekuatan lentur, dan kekuatan geser.
Langkah keempat: verifikasi struktur
Setelah analisis struktur selesai, langkah terakhir adalah verifikasi struktur. Verifikasi struktur dilakukan agar struktur bangunan memenuhi persyaratan kelayakan struktur SNI 1726-2012. Verifikasi struktur meliputi perhitungan ulang dan pengujian struktur. Jika struktur bangunan tidak memenuhi persyaratan kelayakan struktur, maka perlu melakukan perbaikan desain struktur.
Dalam proses pembangunan gedung, kelayakan struktur merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Metode persyaratan dapat digunakan mengevaluasi kelayakan struktur bangunan. Peraturan SNI 1726-2012 menjadi acuan dalam perencanaan, analisis, dan verifikasi struktur bangunan.
Identifikasi beban, perencanaan struktur, analisis struktur, dan verifikasi struktur merupakan langkah-langkah penting dalam metode persyaratan. Setelah beban diidentifikasi, perencanaan struktur harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Analisis struktur agar struktur bangunan mampu menahan beban. Verifikasi struktur dilakukan agar struktur bangunan memenuhi persyaratan kelayakan struktur.