Teknologi

Mengenal OTEC, Teknologi Pemanfaatan Energi Panas Laut

Kekayaan energi laut di Indonesia yang sangat melimpah sudah saatnya untuk mulai digagas oleh pemerintah. Dengan potensi yang besar, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat dengan pasokan energi yang banyak dan ramah lingkungan.

OTEC atau Ocean Thermal Energy Conversion merupakan teknologi yang memanfaatkan perbedaan suhu di permukaan laut dengan suhu di dasar laut dengan produk utamanya berupa energi listrik. Dalam prosesnya, OTEC mengambil sumber daya yang selalu berupa suhu laut dan juga tidak menghasilkan polusi. Dengan besarnya daya yang dihasilkan, implementasi OTEC di Indonesia sangat berpotensi untuk perlahan meninggalkan ketergantungan Indonesia pada penggunaan sumber energi yang tidak ramah lingkungan.

Indonesia yang letaknya di garis khatulistiwa dan mendapatkan paparan sinar matahari yang lebih daripada negara lain,  menjadi keuntungan dan nilai tambah bagi Indonesia untuk menjadi negara yang maju dalam pengembangan OTEC. Potensi jenis sumber daya dan potensi energi laut menurut versi ASELI (Asosiasi Energi Laut Indonesia) pada tahun 2011 menunjukkan potensi teoritis dari penerapan OTEC adalah 57 GW. Sedangkan potensi teknisnya sebesar 52 GW dan potensi praktis sebesar 43 GW.

Melansir data dari P3GL dan ESDM, potensi OTEC di perairan Indonesia dapat mencapai 2,5 x 1023 Joule. Dengan efisiensi konversi energi sebesar 3 persen, maka total daya yang dapat dihasilkan sekitar 240.000 MW. Data ini menunjukkan bahwa OTEC adalah sumber daya laut yang memiliki peluang paling besar untuk dikembangkan dibandingkan energi laut lainnya

Sistem OTEC pada prinsipnya digerakkan dalam sebuah siklus termodinamika yang menggunakan perbedaan suhu air di permukaan yang bersifat hangat (pada 26°C) dengan suhu air dingin pada kedalaman kurang lebih 1000m (pada 4°C). Pada OTEC terdapat 3 sistem yaitu system siklus terbuka, system siklus tertutup dan OTEC Hybrid (gabungan dari siklus tertutup dan terbuka). Siklus terbuka menggunakan air hangat pada permukaan ke wadah bertekanan rendah yang menyebabkan air itu mendidih dan menguap. Uap yang dihasilkan kemudian menggerakka turbin bertekanan rendah yang terpasang pada generator listrik dan menghasilkan listrik. Uap yang sudah tidak mengandung garam dan kandungan lainnya merupakan air tawar murni.

Metode ini menghasilkan air tawar yang dapat diminum dan cocok untuk irigasi. Siklus tertutup pada konsepnya sama dengan siklus terbuka, hanya saja menggunakan fluida dengan titik didih rendah, seperti ammonia/propane, untuk menghasilkan uap lebih sehingga daya yang dihasilkan untuk memutar turbin menjadi lebih besar. Air hangat dari laut dipompa melalui penukar panas untuk menguapkan fluida. Uap yang dihasilkan kemudian menggerakkan generator turbo. Air dingin laut dipompa untuk menkondensasi uap kembali menjadi cairan untuk didaur ulang melalui system. Sedangkan siklus hybrid menggabungkan kedua system siklus terbuka dan tertutup. Air hangat yang berada di wadah bertekanan rendah dijadikan uap untuk menggerakkan turbin sekaligus memanaskan fluida yang memiliki titik didih rendah.

Implementasi OTEC tidak hanya menghasilkan daya listrik, tapi juga menghasilkan beberapa produk sampingan seperti air mineral, lithium untuk baterai, budidaya perikanan laut air dingin dari deep ocean water (DOW) dan dapat meningkatkan populasi ikan di sekitar. Sebuah system OTEC mampu memproduksi air mineral dalam jumlah yang besar yang mana akan bisa bermanfaat untuk masyarakat di sekitar pembangkit yang memiliki keterbatasan sumber air mineral. Pada OTEC hybrid berkapasitas 1 MW mampu untuk memproduksi 4500 m3 air murni per harinya. Jika kebutuhan air mineral sudah memadahi, produk sampingan berupa air mineral ini juga bisa dikembangkan untuk menjadi produksi air mineral untuk didistribusikan sehingga juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pembangkit. Budidaya ikan di pesisir pantai di dekat area pembangkit juga akan memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang akan menambah tingkat pendapatan masyarakat.

Melihat besarnya potensi dan banyaknya manfaat yang didapatkan pada OTEC, penulis rasa sudah saatnya optimalisasi pengeimplemntasian OTEC ini harus segara dikaji dan digarap oleh pemerintah. 

Share:

0 Komentar