Walau ada kendaraan listrik, namun kendaraan bahan bakar fosil masih banyak dijumpai. Pembakaran bahan bakar fosil dapat menghasilkan gas CO2 (Karbon Dioksida) ke atmosfer.
Gas CO2 yang mengudara dapat menuju atmosfer yang memperkuat efek rumah kaca. Dalam jangka panjang mengakibatkan pemanasan global serta iklim ekstrem.
Salah satu cara mengurangi emisi karbon dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Sebenarnya apa sih Carbon Capture, Utilization, and Storage? Mengapa teknologi ini berguna untuk mengurangi emisi karbon? Simak pembahasan berikut.
Apa itu Carbon Capture Utiliszation and Storage (CCUS)
CCUS adalah alat untuk menangkap karbon dioksida hasil dari proses intensif energ skala besar. Contohnya terlihat pada seperti produksi baja, hydrogen, dan pembangkit listrik.
Fungsi CCUS untuk mencegah karbon dioksida masuk ke atmosfer demi perubahan iklim. Setelah menangkap karbon dioksida, lalu disimpan di bawah tanah. Pada beberapa aplikasi, karbon dioksida didaur ulang untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) ke-5, secara global memakan biaya 138% agar suhu dunia tidak naik lebih dari dua derajat celcius tanpa penyimpanan karbon.
Perkembangan Carbon Capture, Utilisation, and Storage (CCUS) di Indonesia
Indonesia berkomitmen mengimplementasi energi bersih dengan cara mengurangi menghentikan pembangkit listrik batu bara. Untuk itu, Indonesia menggabungkan clean coal technology (CCS) dengan CCUS.
Melalui webinar dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Indonesia mendirikan National Centre of Excellence CCS/CCUS di tahun 2017. Kegiatan utama CCUS adalah memperkuat kerangka kerja pemerintah, swasta dan investor. Sebab, penerapan CCUS punya potensi menghasilkan dampak ekonomi.
Selain itu, kegiatan CCUS di Indonesia meliputi
- Mengidentifikasi peluang investasi untuk meningkatkan bisnis di area CCUS
- Menarik mitra pengembangan kerja sama CCUS
- Memberi tahu kepada masyarakat terkait kebijakan, regulasi, dan cara berinvestasi di CCUS
Sebagai contoh, Studi proyek CCUS di Gundih Jawa Tengah berpotensi mengurangi CO2 sebanyak 2,92 Ton dalam waktu 10 tahun. Namun, proyek ini masih bisa dikembangkan di Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan.
Kondisi CCUS di Indonesia
Indonesia masih dalam tahap penelitian dan pengembangan teknologi CCUS. Walau begitu, teknologi ini cenderung dipakai untuk meningkatkan produksi minyak dan gas di sumur-sumur tua. Hal ini tak lepas dari kebutuhan energi fosil yang masih tinggi.
Berdasarkan pernyataan Intended Nationally Determined Contributions (INDCs) tahun 2015, Indonesia komitmen mengurangi emisi karbon sampai 41% di tahun 2030.
Walau masih tahap penelitian dan pengambangan, CCUS layak dipelajari lebih dalam, terutama bagi anak teknik perminyakan.
Langsung aja klik Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) Sebagai Solusi Pengurangan Emisi untuk tahu lebih banyak tentang CCUS.