Komunikasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan salah satu hal penting yang tidak bisa diabaikan di tempat kerja. Proses komunikasi ini melibatkan pertukaran informasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pihak yang berada di tempat kerja.

Tanpa ada komunikasi K3, program K3 yang sudah disusun rapi tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penerapannya harus dilakukan terus menerus.

Dalam pembahasan ini akan menjabarkan apa saja jenis komunikasi K3, media yang digunakan, dan dampaknya dalam dunia kerja.

Komunikasi K3

Komunikasi K3 adalah program K3 untuk memberi pengetahuan dan pemahaman terkait kecelakaan kerja. Bentuk dari komunikasi meliputi komunikasi internal antar organisasi, dan eksternal kepada pihak luar seperti supplier, kontraktor, hingga tamu yang kunjungan ke lokasi kerja.

Bentuk sederhana dari komunikasi K3 adalah lokasi fire alarm, jalur evakuasi, sampai batas area bebas rokok. Itu semua dibuat untuk menyampaikan pesan terkait urusan keamanan.

Jenis komunikasi K3

Komunikasi K3 terbagi dalam tiga jenis yaitu tertulis, lisan, hingga visual. Semua cara penyampaian ini bertujuan untuk edukasi dan menyampaikan informasi tentang keselamatan kerja.

Komunikasi tertulis

• Buku manual prosedur keselamatan kerja
• Poster dan brosur
• Dokumen informasi terkait langkah darurat dan pencegahan
• Modul instruksi kerja selama di lokasi
• Laporan kasus kecelakaan kerja

Komunikasi lisan

• Briefing tentang K3
• Pelatihan K3
• Sesi sharing terkait K3
• Instruksi kerja langsung

Komunikasi visual

• Rambu-rambu bahaya
• Peta jalur evakuasi
• Video dan gambar
• Simulasi dan demonstrasi pemakaian APD
• Warna dan simbol APD

Penerapan komunikasi K3 di tempat kerja

Pentingnya komunikasi K3 tidak bisa lepas dari berbagai kasus kecelakaan kerja yang terjadi. Melansir dari penelitian yang dilakukan Universitas Indonesia, penyebab kecelakaan kerja terjadi karena kurang latihan, kondisi kerja yang tidak kondusif, dan faktor kesalahan manusia.

Kondisi lingkungan tidak kondusif mengganggu produktivitas pekerjaan. Lantai licin, pencahayaan minim, maupun tidak ada alat memadai menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Informasi seperti kelengkapan APD, lampu penerang, dan edukasi pemakaian alat menjadi keharusan.

Minimnya pelatihan tentang K3 membuat semua pekerja buta arah. Tidak ada yang tahu cara memakai dan mematikan alat kerja. Berangkat dari situ, edukasi dan pelatihan adalah kunci untuk mengkomunikasikan K3.
Kesalahan manusia bisa terjadi karena minimnya pemahaman, indisipliner, hingga sistem manajemen. Apabila tidak menegakkan aturan akan membesar risiko kecelakaan kerja yang berakibat pada naiknya klaim biaya BPJS.

Pengaruh komunikasi K3 terhadap kinerja karyawan

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada dampak positif dari komunikasi K3 terhadap kinerja karyawan. Seberapa jauh peran komunikasi K3 terhadap produktivitas pekerjaan. Dan apakah dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu (GJMI) mengeluarkan studi terkait pengaruh komunikasi K3 internal terhadap tingkat kepatuhan penggunaan APD. Hasil penelitian tersebut menunjukan hubungan komunikasi K3 internal terhadap kepatuhan APD dengan tingkat efektivitas sebesar 82%.

Universitas Trisakti melakukan studi kasus terkait pengaruh komunikasi internal terhadap penerapan K3. Hasil studi kasus ini menunjukan komunikasi K3 berpengaruh dalam sikap tenaga kerja. Hal ini menunjukan adanya keselarasan terkait implementasi K3 di tempat kerja.

Kesimpulan

Komunikasi K3 merupakan salah satu bagian dari penerapan kesehatan dan keselamatan kerja. Jenis komunikasi K3 berupa bentuk lisan, visual, dan tertulis.

Dengan menerapkan komunikasi K3 mempengaruhi kinerja dan kepatuhan tenaga kerja untuk urusan keamanan. Ini hanyalah salah satu cara dalam menerapkan K3. 

Pembahasan lengkap terkait komunikasi K3 dapat Anda temukan dalam program sertifikasi K3 Ahli Umum BNSP. Informasi dan registrasi bisa melalui laman Engineering Academy.