Arsitektur merupakan jurusan kuliah tersulit di dunia. Hal ini dibuktikan dengan survei yang dilakukan National Survey of Students Engagement (NSSE) pada tahun 2016 silam. Jam kuliah menjadi salah satu indikator penilaian.
Mahasiswa arsitektur menghabiskan waktu 22,2 jam per minggu untuk melakukan persiapan perkuliahan. Dalam sehari menghabiskan tiga jam untuk ikut kuliah. Dua jam lebih dari mahasiswa teknik kimia yang menghabiskan 20 jam per minggu untuk mempersiapkan kuliah.
Apa yang dipelajari oleh mahasiswa arsitektur
Mahasiswa arsitektur belajar bagaimana merancang dan membangun struktur, serta sejarah arsitektur. Dengan kata lain mahasiswa arsitektur mempelajari kekuatan, estetika, dan fungsi bangunan.
Dalam bahasa sederhana mahasiswa arsitektur belajar hal-hal berikut
- Gambar teknik
- Matematika
- Sejarah arsitektur
- Mekanika teknik
- Fisika
- Tata ruang
- Struktur dan konstruksi
- Ilmu bahan bangunan
- Estetika bentuk
- Desain bangunan
Itu belum dihitung peminatan tugas akhir. Peminatan tugas akhir menyesuaikan dari dosen dari tiap perguruan tinggi. Beda kampus beda program peminatan.
Salah satu peminatan dalam arsitektur adalah architectural technologist. Info lanjutnya bisa kamu baca melalui link berikut Architectural Technologist : Arsitek yang Membantu Insinyur Sipil Membuat Desain Konstruksi.
Software yang dipakai oleh arsitek
Setelah lulus kuliah, pekerjaan arsitek tidak bisa lepas dari berbagai software gambar. Ketika kuliah, mahasiswa arsitektur dibantai dengan gambar ukuran A1 namun tuntutan pekerjaan lebih mengutamakan meminta dengan software.
Terdapat 10 software yang sering dipakai arsitek dalam pekerjaannya
- Rhino 3D
- REVIT
- SketchUp
- V-Ray
- AutoCAD
- Maya
- ArchiCAD
- Grasshopper
- Dynamo
- Fusion 360
Dari semua itu, arsitek lebih mengidolakan SketchUp karena merupakan aplikasi real-world. Sangat membantu arsitek dalam membuat pemodelan di ranah profesional.
Arsitek amatir memakai SketchUp untuk belajar pemodelan 3D sebelum pindah ke software lainnya. Enaknya lagi software ini bisa diperoleh secara gratis. Langsung masuk lewat link berikut ini.
Mengapa Arsitek harus menggunakan SketchUp
Studio desain interior maupun arsitektur sangat menyukai SketchUp, AutoCAD, dan Revit. Soalnya ketiga software ini saling melengkapi satu sama lain.
Coba baca ini : Perbedaan AutoCAD dan Revit
Untuk urusan pemodelan 3D, SketchUp adalah juaranya. Software yang dirilis tahun 2003 silam digunakan arsitek untuk membuat denah dan gambar lanskap. Hampir seluruh proses desain bangunan memakai SketchUp.
Menurut easyrender.com, inilah alasan mengapa SketchUp jadi juara pemodelan 3D bagi arsitek.
Cepat dan mudah penggunaannya
Alasan terbesar arsitek suka sama SketchUp karena cepat dan mudah digunakan. Untuk studio arsitek, SketchUp sangat membantu karena menghemat waktu pengerjaan.
Pengerjaan SketchUp dapat dimulai dari gambaran luas maupun spesifik. Sebelum dibawa ke fase produksi , beberapa studio membuat model kerja dengan SketchUp.
Selain professional, SketchUp juga cocok untuk pemula yang mau belajar pemodelan 3D. Kamu bisa belajar secara otodidak maupun mengikuti online course SketchUp. Jika sudah paham pemodelan 3D dapat beralih ke software lain seperti Rhino.
Sangat disukai orang awam
SketchUp memudahkan arsitek mempresentasikan hasil kerjanya kepada orang awam. Sejatinya manusia suka dengan hal-hal visual.
SketchUp mampu memperbesar, menggeser, dan mengorbit gambar di sekitar model bangunan 3D. Keuntungan lainnya adalah dapat mengubah desain secara real-time yang berdampak pada kemudahan klien untuk memahami desain tersebut.
Kemudahan ini menyenangkan bagi klien dan arsitek. Klien gak merasa terbuang waktunya. Dan arsitek mampu menjelaskan konsep gambarnya dengan apik.
Hasil gambar lebih memanjakan mata
SketchUp telah berubah jadi mesin rendering yang mampu menghasilkan gambar dan animasi dengan plugin seperti VRAY dan Maxwell. Kualitas ini berhasil mengubah persepsi SketchUp adalah perangkat visualisasi yang buruk.
Dapat digunakan untuk berbagai pekerjaan desain
Walau SketchUp menjadi pilihan arsitek namun penggunaannya nggak hanya sebatas itu. Berbagai profesi tersebut antara lain
- Desain interior
- Arsitektur lanskap
- Filmmaker
- Desainer video game
Responsif dan intuitif
Setiap memakai SketchUp, kamu dimanjakan dengan nuansa natural menggambar tangan. Fungsi-fungsi dasar bisa dilakukan tanpa harus melihat panduan. Sehingga menghemat waktu pemakaian
Memiliki beragam komponen yang bisa di download
SketchUp punya dukungan komponen yang dapat diunggah secara gratis. Banyak komponen 3D bersifat open source serta plugin pendukung untuk meningkatkan fungsi pemakaian SketchUp.
Dapat import berbagai tipe file
SketchUp memiliki fungsi import ke berbagai tipe file seperti 3ds, dwg, pdf, dan jpg. Terdapat dupa plugin rendering agar desain kamu jauh lebih keren. Kamu bisa mencari plugin lewat mesin pencari macam Google.
Spesifikasi ramah memori penyimpanan
Berdasarkan situs resmi SketchUp, kamu hanya butuh 700 MB untuk mendownload software SketchUp. Memori RAM 4 GB. Serta prosesor Intel 2,1+ GHz dan graphic card Intel.
Meningkatkan value kamu sebagai arsitek
Terakhir, arsitek yang bisa memakai SketchUp menjadi nilai tambah tersendiri. Seperti yang sudah disebutkan orang awam suka dengan hal visual seperti model 3D modeL. Hal ini membuat studio arsitek butuh sosok yang mampu menggunakan SketchUp.
Dimana tempat untuk belajar SketchUp
Kamu bisa belajar SketchUp dari berbagai sumber melalui buku, video, artikel, komunitas maupun mengikuti course. Pandemi masih belum ramah untuk belajar tatap muka.
Kamu bisa gabung e-course Anak Teknik Academy buat belajar dasar-dasar SketchUp. Materi belajar bisa kamu pelajari ulang. Sekali bayar langsung belajar. Langsung klik link dibawah ini untuk masuk ke e-course SketchUp.