Kreatifitas

Mengeolah Sampah Plastik Menjadi BBM dengan Metode Pirolisis

Dari limbah jadi berkah. Ditangan Pak Muryani Warga asal Blitar Jawa Timur, membuat alat untuk mengolah limbah plastik menjadi BBM

Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik merupakan masalah lingkungan yang krusial hingga saat ini. Alam memerlukan waktu untuk menghancurkan sampah selama 50 – 100 Tahun.

Efek domino dari sampah plastik adalah pencemaran lingkungan, kesuburan tanah berkurang, menghambat peresapan air dan sinar matahari, dan banjir.

Dilansir dari The Asean Post, Indonesia menghasilkan sampah plastik terbesar ke-2 di Dunia sebesar 3,22 Juta Ton Kubik/Tahun setelah Cina. Ironi, Indonesia juga tidak termasuk kedalam negara dengan pengelolaan sampah plastik terbaik.

Melihat fenomena yang terjadi tersebut, yukk kenalan dengan Pak Muryani, warga Blitar, Jawa Timur. Beliau membuat mesin untuk mengubah limbah plastik menjadi BBM. Seperti yang dilansir beberapa media nasional bahwa Pak Muryani terinspirasi dari pekerjaan nya yaitu Petugas Kebersihan.

Beliau mencari alternatif bagaimana mengelola sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, kemudian mempelajari cara pengolahannya dengan metode pirolisis. Lalu, bagaimana proses dan cara kerja metode pirolisis?

Skema Sederhana Proses Pengolahan Limbah Plastik Menjadi BBM

Skema Sederhana Proses Pengolahan Limbah Plastik Menjadi BBM

  1. Reaktor/Tampungan Limbah
  2. Tungku Api / Pemanas
  3. Saluran Uap
  4. Condenser
  5. Tangki Pendingin
  6. Saluran Masuk Condenser
  7. Saluran Keluar Condenser
  8. Blower
  9. Penampung Cairan

Pengeringan sampah di bawah sinar matahari

Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa sampah plastik yang akan masuk kedalam tungku pembakaran (reactor) benar-benar kering untuk mempercepat proses pelelehan.

Pembakaran sampah plastik

Sampah yang telah dikeringkan lalu dimasukkan kedalam wadah reaktor untuk dipanaskan sampai suhu 700 – 800oC. Proses ini disebut Metode Pirolisis atau Devolatilisasi, teknik pembakaran limbah plastik tanpa oksigen dan dilakukan pada suhu 1000oC untuk menghasilkan karbon, minyak dan gas. Proses ini akan memecahkan senyawa pada plastik dan mengubah bentuk wujudnya menjadi uap.

Kondensasi

Uap yang keluar dari tungku pembakaran akan diarahkan menuju condenser. Hal ini bertujuan untuk mengkondensasi uap agar menjadi cairan dari hasil pembakaran plastik. Cairan yang keluar dari kondensor ini akan terbagi menjadi minyak gas, bensin, dan solar. Dengan jumlah kondensasi yang berbeda.

Untuk 50 Kg sampah plastik yang dibakar dapat menghasilkan 15 liter bensin. 30 liter solar, dan 12 liter minyak tanah. Hal ini sangat bermanfaat sekali mengingat tingginya limbah plastik di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai oktan pada mesin produksi Destilator Limbah Plastik ini berkisar 93. Angka ini lebih tinggi dari bahan bakar bensin premium dan pertalite yang nilai oktan 92.

Beliau juga mendapatkan Apresiasi dari Balai Kemenperin Jawa Timur. Mendapat rekomendasi Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) pada 2018 lalu.

BBKK juga menambahkan, nilai cetane solar dari alat pak Muryani masih lebih rendah, daripada solar umumnya. Karena tidak didestilasi sesuai dengan titik didih solar yaitu 250-300oC.

Namun melihat hal tersebut yang pertama Kita patut bangga dan mengapresiasi. Karena inilah bentuk kepedulian Pak Muryani terhadap lingkungan di sekitar nya. Disamping itu, semoga ada improvement dan perbaikan agar menjadi produk yang lebih unggul lagi. 

Untuk ituu ,, Ayooo Sahabat Teknik, berikan ide, gagasan, dan karya terbaik kita yang bermanfaat bagi Masyarakat Indonesia

Share:

0 Komentar