Pengetahuan

Mengungkap Sejarah Kubah dari Masa Ke Masa

Tak Banyak Yang Tau, Kubah identik dengan arsitektur Islam dan bangunan masjid, namun faktanya kubah bukan milik Islam saja sejak awal sejarahnya. Bagaimana kubah ini muncul & fakta-fakta lainnya yang terkait dengan bagian bangunan ini? Yuk telusuri.

Yauma Bunga Yusyananda2 Februari 2024

Kubah sejatinya memancarkan keberagaman dalam sejarahnya yang panjang. Asal-usul kubah dapat ditelusuri hingga ke zaman kuno, di mana kubah menjadi elemen signifikan dalam berbagai budaya dan agama.

Fungsionalitas kubah tidak hanya terbatas pada aspek arsitektural, tetapi juga mencakup simbolisme agama, menggambarkan kesatuan dan kelanjutan dunia Muslim. Meskipun demikian, kubah tetap menjadi penanda warisan arsitektural dunia yang berakar pada beragam tradisi dan kepercayaan. Berikut kita telusuri fakta-faktanya dari asal-usul kubah ini : 

1. Fakta pertama, kubah di zaman kuno

Kubah pertama kali muncul dalam arsitektur kuno. Contohnya, Pantheon Romawi di Italia menampilkan kubah monumental yang menunjukkan kecanggihan teknik bangunan pada masa itu.

Pantheon, Roma
Caption

Pantheon merupakan salah satu bangunan tertua di dunia. Sejak abad ke-7, bangunan ini telah menjadi gereja Katolik Roma. Dibangun sekitar tahun 125 Masehi oleh kaisar Romawi Publius Aelius Hadrianus. Pantheon adalah properti ketiga yang dibangun oleh kaisar tersebut.

Bagian Interior Pantheon
Caption

2. Fakta kedua, Warisan Bizantium

Arsitektur Bizantium memainkan peran penting dalam evolusi kubah. Gereja-gereja Bizantium memiliki kubah yang memengaruhi desain bangunan Islam di kemudian hari. Salah satu bangunannya yang saat ini sudah kembali menjadi Masjid adalah Hagia Sophia di Turki.

Eksterior Hagia Sophia
Caption

Hagia Sophia, berlokasi di Istanbul, Turki, menandai puncak kemegahan arsitektur Bizantium. Dibangun oleh Kaisar Bizantium Justinian I pada tahun 537 Masehi. Bangunan ini awalnya dihadirkan sebagai gereja Kristen Ortodoks dan membanggakan kubah monumentalnya. Kubah Hagia Sophia, dengan diameter mencapai 31 meter, merupakan prestasi teknik yang luar biasa pada masanya. Desainnya yang inovatif dan struktur kokoh memberikan inspirasi mendalam pada pengembangan kubah dalam arsitektur Bizantium.

Jejak Katedral Di dalam Interior Hagia Sophia.
Caption

Pada tahun 1453, setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah di bawah kepemimpinan Mehmed II, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Transformasi ini menyaksikan tambahan elemen arsitektur Islam, seperti penambahan menara dan kaligrafi.

Kubah Hagia Sophia, menjadi sumber inspirasi utama banyak bangunan Islam di seluruh dunia. Pada tahun 1935, setelah berfungsi sebagai museum selama beberapa dekade. Hagia Sophia kembali diubah menjadi masjid dan tetap memancarkan warisan sejarahnya yang mencakup dua agama besar, Kristen dan Islam. Perjalanan Hagia Sophia adalah kisah unik di mana evolusi kubah mencerminkan pergeseran budaya dan keberagaman spiritual.

3. Fakta ketiga, Jejak Hindu

Keberadaan kubah tidak hanya terbatas pada dunia Barat. Kuil-kuil Hindu di India juga memamerkan kubah sebagai elemen arsitektur yang mengesankan. Kuil Brihadeeswarar di Tanjore, India, adalah kubah spektakuler dari abad ke-11 tidak hanya mencengangkan dengan arsitektur Hindu klasiknya, tetapi juga menampilkan sebuah kubah yang menjadi pusat perhatian.

Kubah utama kuil ini memiliki tinggi mencapai 66 meter dan dianggap sebagai salah satu kubah terbesar di dunia. Dibangun pada abad ke-11 oleh Raja Chola I, kubah ini menandakan kejayaan kekaisaran Hindu Chola. Dengan struktur yang megah dan ornamen artistik yang memikat, kubah Kuil Brihadeeswarar memancarkan keagungan dan keindahan seni rupa Hindu.

Kubah Brihadeeswarar
Caption

Kubah ini tidak hanya sebagai elemen dekoratif, melainkan juga menggambarkan kecanggihan teknik konstruksi pada zamannya. Material yang digunakan untuk kubah ini termasuk batu granit yang diukir dengan rinci. Menciptakan relief yang memperlihatkan kisah-kisah mitologis dan adegan kehidupan sehari-hari.

Kubah Kuil Brihadeeswarar menjadi penanda sejarah arsitektur Hindu. Sebab menciptakan warisan budaya yang kaya dan mempesona yang tetap menarik minat para pengunjung hingga saat ini.

Kuil Brihadeeswarar
Caption

4. Fakta keempat, Pengaruh Persia

Sebelum Islam, kubah telah menjadi ciri khas dalam arsitektur Persia. Pengaruh ini terus berlanjut dalam pembangunan masjid dan bangunan Islam setelahnya. Masjid Shah Jahan, Isfahan, Iran adalah salah satu contoh bangunannya. Sebelum menjadi masjid, bangunan ini awalnya dibangun sebagai istana pada abad ke-17 di bawah pemerintahan Shah Abbas II. Kubahnya mencerminkan pengaruh Persia dan Islam dalam arsitektur.

Masjid Shah Jahan, Isfahan, Iran
Caption

5. Fakta kelima, Perdagangan dan Diplomasi sebagai Jembatan

Mengapa bisa sampai pada Islam atau identik dengan bangunan masjid? Jawabannya karena tersebar melalui jalur perdagangan dan hubungan diplomatik antar peradaban. Ini menciptakan suatu warisan arsitektur yang melintasi batas agama dan budaya.

Hingga sampai pada era modern pada pengembangan masjid-masjid di Arab Saudi sebagai titik awal penyebaran Islam di dunia, seperti masjid Nabawi di Madinah yang semula di zaman Rosulullah tidak menggunakan kubah, bagian kubah dibangun pada tahun 1279 M. Selanjutnya mulai dicat hijau pada 1837 M. Sejak itu, atap masjid tersebut dikenal dengan sebutan kubah hijau.

Kubah Hijau Masjid Nabawi di Madinah
Caption

Mengapa Bentuk Kubah Melengkung?

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk kubah:

  • Struktural dan Fungsional: Kubah dirancang untuk memberikan struktur dan dukungan yang kuat terhadap bangunan di bawahnya. Bentuk melengkung memungkinkan distribusi beban dengan merata ke seluruh bagian kubah, menciptakan stabilitas struktural.
  • Estetika dan Keindahan: Bentuk melengkung kubah sering dianggap sebagai simbol keindahan dan harmoni. Desain melingkar atau setengah lingkaran dapat menciptakan tampilan yang indah dan elegan. Memberikan karakter unik pada bangunan dan memancarkan estetika yang menawan.
  • Simbolisme Agama dan Kebudayaan: Dalam konteks Islam, kubah sering kali melambangkan kesatuan dan keberlanjutan. Bentuk melingkar dianggap sebagai simbol keabadian dan ketiadaan awal atau akhir, sesuai dengan konsep ketuhanan dalam Islam. Di berbagai budaya lain, bentuk kubah juga dapat memiliki makna simbolis yang unik.
  • Kondisi Iklim dan Cuaca: Beberapa kubah dapat dirancang untuk mengakomodasi kondisi iklim setempat. Misalnya, kubah yang landai di daerah dengan banyak salju dapat membantu mengurangi penumpukan salju, sementara kubah tinggi di daerah beriklim panas dapat membantu sirkulasi udara.
  • Inovasi Teknologi dan Material: Perkembangan dalam teknologi konstruksi dan bahan bangunan telah memungkinkan variasi dalam bentuk kubah. Penggunaan beton bertulang atau struktur logam memberikan fleksibilitas dalam merancang kubah dengan bentuk yang lebih kompleks.
  • Tradisi dan Warisan Budaya: Bentuk kubah sering kali mencerminkan tradisi dan gaya arsitektur setempat. Berbagai budaya memiliki preferensi estetika yang berbeda, dan ini tercermin dalam desain kubah yang digunakan dalam bangunan mereka.

Dalam merangkai perjalanan sejarah kubah, kita dapat menyimpulkan bahwa keelokan elemen arsitektur ini melampaui batas-batas waktu dan budaya. Meskipun sering diidentikan dengan masjid Islam, kubah telah menorehkan jejaknya dalam berbagai tradisi dan keyakinan sejak zaman kuno. Kubah bukanlah semata-mata simbol arsitektur, melainkan warisan budaya yang menggembirakan mata dan meresapi nilai-nilai keberagaman. 

Share:

0 Komentar