Cara mengukur tinggi gedung seringkali menggunakan teknologi seperti BIM untuk memudahkan pekerjaan. Selain cepat, hasil pengukuran dapat langsung diberikan kepada semua pihak yang butuh.
Hanya saja, seringkali di lapangan kamu tidak dibekali teknologi canggih. Mau gak mau, harus melakukan pengukuran tinggi gedung dengan mengandalkan matematika. Berikut adalah beberapa rumus mengukur tinggi gedung. Ini ulasannya.
Rumus mengukur tinggi gedung
Melansir dari thecivilengineerings.com, terdapat tiga metode untuk mengukur tinggi gedung. Kamu dapat memakai pendekatan trigonometri, broomstick, sampai theodolite.
Tentunya ketiga rumus ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka, kamu dapat menggunakannya dalam kondisi tertentu saja.
1. Trigonometri
Metode trigonometri adalah cara paling sederhana dan mudah dilakukan. Kamu mampu mengukur ketinggian benda seperti gedung, tangki air, pohon, dan sebagainya. Metode ini memiliki harus mengandalkan cahaya dan punya keterbatasan waktu
Cara mengukur tinggi gedung dengan trigonometri
Diketahui
- Sudut elevasi : 30o
- Jarak : 5000 ft (1524 meter)
Ditanyakan
- Tinggi gedung : ?
Jawab
- Tan 30o * 5000 ft = 2886,7513 ft (879,88179624 meter
Tinggi gedung : 2886,7513 ft (879,88179624 meter)
2. Broomstick
Sesuai namanya, broomstick adalah metode pengukuran yang mengandalkan bayangan walaupun gak harus sampai bayangan menyentuh tinggi gedung.
Caranya adalah letakan batang kayu dengan menghadap ke atas. Kemudian, ukur tinggi sapu lalu dapatkan panjang bayangan. Setelah itu, ukur panjang bayangan dengan cepat.
Setelah itu, dengan memakai segitiga yang sama, barulah mendapatkan tinggi bangunan. Bentuk dan struktur membentuk segitiga siku-siku.
Batang dan bayangan akan membentuk segitiga siku-siku yang sama. Sebab, kedua segitiga memiliki sudut siku-siku, maka nilai besarnya sama.
Maka dari itu, ketinggian gedung dihitung dari rasio berikut ini
Diketahui
- x : 600 ft (182,88 meter)
- a : 100 ft (30,48 meter)
- b : 60 ft (18,288 meter)
Ditanyakan
- Tinggi gedung : ?
Jawab
- h/x = a/b
- h = (a/b) * x
- h = (100/60) * 600
- h = 1000 ft (304,8 meter)
3. Theodolite
Mula-mula, kamu perlu mengukur theodolite pada sumbu lurus dan mengukur sudut menjadi 0 derajat pada sumbu horizontal. Kemudian, ukur jarak bangunan dari letak saluran theodolite.
Letakkan timbangan di sudut atas bangungan dengan memakai theodolit dan tuliskan nilai sudut. Kemudian, gambarkan segitiga untuk menghitung nilai sudut yang sudah diukur.
Mula-mula, menggambar segitiga di atas untuk tujuan menghitung nilai sudut terukur.
Segitiga ABC
- Sudut θ1 = 34° 7′
- Panjang AB = L = 72m.
- Tan θ1 = sisi berhadapan ± sisi bersebelahan.
- Tan 34° 7′
- h1 ÷ 72m.
- h1 = tan 34° 7′ × 72m.
- = 0.67747 × 72m
- = 48.778m.
Segitiga ABD
- Sudut θ2 = 1° 12′
- Panjang AB = L = 72m.
- Tan θ2 = sisi berhadapan ± sisi bersebelahan.
- = side BD ÷ side AB
- Tan 1° 12′
- = h2 ÷ 72m.
- h2 = tan 1° 12′ × 72m.
- = 0.02094 × 72
- = 1.508m.
Jadi, tinggi gedung adalah
- H = h1 + h2
- = 48.778m. + 1.508m.
- = 50.286m.
Mengukur tinggi gedung hanya satu skill dari kumpulan skill sebagai civil engineer. Ini belum bicara soal menghitung beban struktur, analisa struktur, desain beban kolom, sampai dengan estimasi biaya pengerjaan dari awal sampai selesai.
Engineering-Academy bersama dengan 50 mentor expert industri siap membawamu agar setara dengan industri impianmu. Gabunglah bersama 50000+ alumni lainnya disini.
Ambil Voucher Kelas Engineering Academy untuk belajar banyak bersama dengan praktisi industri.