Saat kita masih kecil, kita sering mempertanyakan hal-hal yang ada di sekitar kita, kenapa tidak boleh membuang makanan, kenapa tidak boleh mengambil barang milik orang lain, mengapa pesawat bisa terbang, dan lain-lain. Tanpa sadar mungkin kita terus bertanya hingga ke akar-akarnya dan membuat orang tua kita sulit untuk menjawabnya, bahkan mereka akan membelikan apa yang kita sukai untuk mengalihkan perhatian terhadap berbagai pertanyaan yang kita lontarkan.
Dan kamu tahu nggak, bahwa kebiasaan masa kecil tersebut apabila kita terapkan secara sadar dalam kehidupan, hal ini akan mengubah dirimu menjadi lebih baik, memberikan solusi terhadap permasalahnmu, bahkan kamu dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Kebiasaan tersebut merupakan bagian dari konsep berpikir yang disebut “First Principles Thinking.
First Principles Thinking pertama kali dicetuskan oleh Aristoteles
Dalam bukunya berjudul Physics, Aristoteles mengajak kita untuk menggali suatu hal hingga sampai pada dasarnya hingga tidak bisa dipecahkan lagi. Namun ia belum menjabarkan lebih jauh mengenai First Principles Thinking ini.
Setelah masa Aristoteles berlalu, First Principles Thinking diangkat kembali oleh Euclid dalam karyanya yaitu “Euclid’s Elements”. Euclid adalah orang yang pertama kali menunjukan bagaimana First Principles Thinking diterapkan, khususnya dalam konteks Matematika. Ia terkenal sebagai Bapak Geometri yang menjabarkan prinsip-prinsip dasar dari berbagai persamaan geometri.
Menyadari Kehebatan First Principles Thinking, banyak orang mulai mencoba menerapkan cara berpikir seperti ini.
Salah satu orang sukses yang menerapkan First Principles Thinking adalah Elon Musk, pendiri Tesla, Space X, dan perusahaan teknologi lainnya. Ia menggunakan cara berpikir ini untuk memahami hal-hal yang paling mendasar dari fenomena yang kita alami dikehidupan sehari-hari. Bukan hanya menerima informasi di permukaan saja, tapi juga mencari dan menggali informasi lebih dalam.
“First Principles is a physics way of looking at the world. You boil things down to the most fundamental truths and then reason up from there.” Elon Musk
Contoh dari First Principles Thinking :
X - Kenapa ya mobil Tesla sepi peminat? Oke, ternyata harga jualnya yang mahal dan waktu tempuhnya yang relatif singkat.
X - Lalu kenapa harganya mahal dan jarak tempuhnya relatif singkat? Baik, ternyata biaya produksi baterai yang mahal dan baterai tidak bisa bertahan lama.
X - Terus kenapa harga baterai mahal dan tidak bertahan lama? Karena Material untuk memproduksi baterai tidak langsung, dan teknologi baterai belum mendukung dan masih terbatas.
X - Hmm, apa saja material baterai tersebut dan dimana untuk mendapatkannya?
dan seterusnya hingga menemukan akar dari permasalahan itu.
Oleh karena itu, First Principles Thinking sangat bermanfaat bagi kita, khususnya anak teknik untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada, dan menciptakan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Perlu diketahui bahwa tidak semua orang mau dan bisa menggunakan First Principles Thinking. Harus diakui, untuk berpikir seperti ini kita perlu membangun perpustakaan pengetahuan yang dalam dan luas. Tapi Anak Teknik tidak perlu khwatir, dengan usaha dan latihan kita bisa menguasai cara berpikir seperti ini. Semangat!!
"In every systematic inquiry (methodos) where there are first principles, or causes, or elements, or knowledge and science result from acquiring knowledge of these; for we think we know something just in case we acquire knowledge of the primary causes, the primary first principles, all the way to the elements." (Phys.184a10-21)