Untuk waktu yang lama, Sains dan Teknologi adalah 2 ilmu yang terpisah dan tidak terikat antara satu sama lain. Namun bisa dikatakan, sains dan teknologi adalah sepasang kembar non-identik yang berasal dari induk yang sama, pertanyaan falsafi tentang bagaimana alam bekerja. Namun, di masa sekarang ini, sains dan teknologi akhirnya bertemu dan berkolaborasi kembali.
Arti kata teknologi
Berdasarkan namanya, teknologi, berasal dari 2 kata Yunani yaitu Teknon (Tukang Kayu) dan Logos (ilmu). Atau dengan kata lain, teknologi adalah ilmu pertukangan, khususnya tukang kayu. Sehingga, apa yang diaplikasikan lebih banyak terkait prinsip-prinsip pertukangan yang diturunkan secara turun temurun.
Arti kata sains
Sedangkan sains, berasal dari kata dalam bahasa Latin, Scientia, yang berarti pengetahuan. Sehingga, secara etimologi, sains sebenarnya tidak terbatas hanya pada ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu sosial dan bahasa pun sebenarnya masuk ke dalam ranah sains. Dengan kata lain, Sains lahir dari pengamatan dan pengukuran ilmu alam yang disempurnakan lewat percobaan-percobaan.
Jauh berbeda bukan?
Lalu Bagaimana Sains dan Teknologi Bertemu?
Sains dan Teknologi, meskipun terbentuk sebagai 2 hal yang berbeda, dalam beberapa kesempatan mereka berpotongan. Seorang yang paling terkenal dalam penyatuan Sains dan Teknologi adalah Leonardo Da Vinci. Beliau menggunakan prinsip sains, terkhususnya ilmu-ilmu fisika dan mengimplementasikannya pada teknologi. Hal tersebut sangat jarang dilakukan oleh para tukang di ratusan tahun sebelumnya.
Penyatuan kedua hal ini pun membuka banyak jalan menuju penemuan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apa yang dilakukan oleh Da Vinci, belumlah menjadi loncatan besar kala itu. Ratusan tahun setelah Da Vinci wafat, ada seorang matematikawan yang membuat loncatan besar di dalam dunia sains.
Ya, matematikawan itu adalah Newton!
Newton, Lewat bukunya berjudul Principia, mengkodifikasikan banyak penemuan di bidang matematika dan fisika. Kodifikasi ini mengawali terjadinya revolusi saintifik. Newton membuka cakrawala di banyak ilmuwan dan para tukang kala itu dengan menyatukan barang kembar ini untuk saling menyempurnakan. Dan mulai dari Newton lah, sains dan teknologi pun perlahan-lahan bersatu. Bisa dibilang, penemuan hukum Newton dan Kalkulus adalah buah hasil dari penyatuan sains dan teknologi.
Kapitalisme sebagai Katalis Penyatuan
Newton hanyalah pembuka, namun ada seseorang yang mendorong penyatuan kedua ilmu ini lebih luar biasa lagi. Nama orang itu adalah James Watt, sang penemu mesin uap.
Dengan ditemukannya mesin uap, dimulailah era revolusi industri yang mendorong terciptanya kapitalisme. Hadirnya kapitalisme, kebutuhan manusia akan teknologi yang semakin maju pun semakin meningkat. Dan hal inilah yang mendorong para pemilik modal memberikan dana untuk adanya inovasi di bidang teknologi. Dengan kombinasi antara uang + Sains + Teknologi, maka loncatan besar pun dimulai.
Dan hal ini semakin menggila ketika listrik ditemukan. Kombinasi dari keempatnya, memulai sebuah revolusi yang baru, yaitu Modernisasi Teknologi. Dunia kuno yang berjalan selama jutaan bahkan milyaran tahun, akhirnya runtuh dan tergantikan dengan dunia modern. Manusia pun memulai era baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Sebetulnya, ada satu lagi revolusi yang belum saya ceritakan di dalam artikel ini. Revolusi Digital. Namun, biarlah hal itu saya ceritakan di lain waktu.
Semoga cerita mengenai penyatuan antara Sains dan Teknologi ini dapat menambah pengetahuan segenap pembaca Anak Teknik. Jangan ragu untuk berinovasi, karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa.